HGN 2017

Presiden RI dengan latar belakang IGI memberikan penghormatan kepada Guru pada peringatan Hari Guru Nasional di SICC Bogor.

Kemendikbud dan IGI

Mendikbud Prof.Muhadjir Effendi berfoto bersama dengan pengurus IGI Pusat yang diketuai oleh Muhamad Ramli Rahim setelah mengadakan pertemuan di kantor Kemendikbud.

SAGUSABLOG

SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) merupakan salah satu program IGI untuk meningkatkan kualitas guru yang dilaksanakan secara online.

Chairil Anwar

Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun), dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.

Taufik Ismail

Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Masa kanak-kanak sebelum sekolah dilalui di Pekalongan. Ia pertama masuk sekolah rakyat di Solo. Selanjutnya, ia berpindah ke Semarang, Salatiga, dan menamatkan sekolah rakyat di Yogya. Ia masuk SMP di Bukittinggi, SMA di Bogor, dan kembali ke Pekalongan.

Jumat, 27 Januari 2017

Taufik Ismail


Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Masa kanak-kanak sebelum sekolah dilalui di Pekalongan. Ia pertama masuk sekolah rakyat di Solo. Selanjutnya, ia berpindah ke Semarang, Salatiga, dan menamatkan sekolah rakyat di Yogya. Ia masuk SMP di Bukittinggi, SMA di Bogor, dan kembali ke Pekalongan. Pada tahun 1956–1957 ia memenangkan beasiswa American Field Service Interntional School guna mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS, angkatan pertama dari Indonesia Ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia (sekarang IPB), dan tamat pada tahun1963.

HB. Jasin

Hans Bague Jassin, atau lebih sering disingkat menjadi H.B. Jassin (lahir di Gorontalo , 13 Juli 1917 – meninggal di Jakarta, 11 Maret 2000 pada umur 82 tahun) adalah seorang pengarang, penyunting, dan kritikus sastra berkebangsaan Indonesia. Tulisan-tulisannya digunakan sebagai sumber referensi bagi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kalangan sekolah dan perguruan tinggi dengan menggolongkan angkatan sastra.
H.B. Jassin dilahirkan tanggal 31 Juli 1917 di Gorontalo, Sulawesi Utara, dari keluarga Islam. Ayahnya bernama Bague Mantu Jassin, seorang kerani Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), dan ibunya bernama Habiba Jau. Setelah menamatkan Gouverments HIS Gorontalo pada tahun 1932, Jassin melanjutkan ke HBS-B 5 tahun di Medan, dan tamat akhir 1938.
Pada saat itu ia sudah mulai menulis dan karya-karyanya di muat di beberapa majalah. Setelah sempat bekerja sukarela di kantor Asisten Residen Gorontalo selama beberapa waktu, ia menerima tawaran Sutan Takdir Alisjahbana untuk bekerja di badan penerbitan Balai Pustaka tahun 1940. Setelah periode awal tersebut, H.B. Jassin menjadi redaktur dan kritikus sastra pada berbagai majalah budaya dan sastra di Indonesia; antara lain Pandji Poestaka, Mimbar Indonesia, Zenith, Sastra, Bahasa dan Budaya, Horison, dan lain-lain.[3]
Bulan Januari 1939, Jassin kembali ke Gorontalo. Antara bulan Agustus dann Desember 1939, Jassin bekerja sebagai voluntair di Kantor Asisten Residen Gorontalo. Akhir Januari 1940, Jassin menuju Jakarta. Dan mulai Februari 1940 hingga 21 Juli 1947 bekerja di Balai Pustaka. Mula-mula dalam sidang pengarang redaksi buku (1940-42), kemudian menjadi redaktur Panji Pustaka (1942-45), dan wakil pemimpin redaksi Panca Raya (1945-21 Juli 1947).
Setelah Panca Raya tidak terbit lagi, secara berturut-turut Jassin menjadi redaktur majalah berikut: Mimbar Indonesia (1947-66), Zenith (1951-54), Bahasa dan Budaya (1952-63), Kisah (1953-56), Seni (1955), Sastra (1961-64 dan 1967-69), Horison (1966-sekarang), dan Bahasa dan Sastra (1975).
Mulai Agustus 1953, Jassin menjadi dosen luar biasa untuk mata kuliah Kesusastraan Indonesia Modern pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Di samping mengajar, Jassin juga mengikuti kuliah di fakultas yang sama. Tanggal 15 Agustus 1957, Jassin meraih gelar kesarjanaannya di Fakultas Sastra UI, dan kemudian memperdalam pengetahuan mengenai ilmu perbandingan sastra Universitas Yale, Amerika Serikat (1958-59).
Sebelum berangkat ke Amerika Serikat, Jassin pernah berencana untuk menulis disertasi mengenai Pujangga Baru: timbulnya, pertumbuhannya, bubarnya, lengkap dan latar belakangnya. Promotornya pun sudah ada, yakni Prof. Dr. Prijono. Akan tetapi, sepulang dari Amerika Serikat, Jassin tidak pernah lagi berbicara mengenai rencana itu.
Sejak Januari 1961, Jassin kembali menjadi dosen luar biasa pada Fakultas Sastra UI. Akan tetapi, tidak lagi berdiri di depan kelas, melainkan hanya membimbing para mahasiswa yang  membuat skripsi. Antara lain, Jassin membimbing penulisan skripsi Boen S. Oemarjati, M. Saleh Saad, M.S. Hutagalung, J.U. Nasution, Bahrum Rangkuti, dan lain-lain.
Jassin adalah salah seorang tokoh Manifes Kebudayaan, sebuah manifes yang dibuat tanggal 17 Agustus 1963 guna menentang pihak Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Akibatnya, sejak dilarangnya Manifes Kebudayaan oleh Bung Karno (8 Mei 1964), Jassin pun dipecat dari Fakultas Sastra UI. Dan pemecatan ini berlangsung hingga G-30-S/PKI meletus. Setelah itu, Jassin kembali lagi ke Fakultas Sastra UI. Dan sejak April 1973 menjadi Lektor Tetap di Fakultas tersebut untuk mata kuliah Sejarah Kesusastraan Indonesia Modern dan Ilmu Perbandingan Kesusastraan.
Di samping mengajar dan mengikuti kuliah, sejak Juli 1954 hingga Maret 1973, Jassin adalah pegawai Lembaga Bahasa dan Budaya, yang sekarang dikenal dengan nama: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk jasa-jasanya di bidang kebudayaan pada umumnya, Jassin menerima Satyalencana Kebudayaan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969. Tanggal 24 Agustus 1970, Gubernur DKI (saat itu: Ali Sadikin) mengangkat Jassin sebagai anggota Akademi Jakarta (yang diketuai S. Takdir Alisjahbana). Keanggotaan ini berlaku untuk seumur hidup.
Karena pemuatan cerpen Kipanjikusmin “Langit Makin Mendung” di Majalah Sastra (Agustus 1968) yang dipimpinnya, Jassin diajukan ke pengadilan. Tanggal 28 Oktober 1970, ia dijatuhi hukuman bersyarat satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun. Dan hingga sekarang, hanya Jassin-lah yang tahu, siapa yang bersembunyi di belakang nama Kipanjikusmin itu.
Bulan April-Juni 1972, Jassin mendapat Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia. Selama delapan minggu, Jassin mengunjungi pusat-pusat pengajaran bahasa dan sastra Indonesia/Malaysia di Australia.
Tanggal 26 Januari 1973, Jassin menerima Hadiah Martinus Nijhoff dari Prins Bernhard Fonds di Den Haag, Belanda. Hadiah ini diberikan untuk jasa Jassin menerjemahkan karya Multatuli, Max Havelaar (Jakarta: Djambatan 1972).
Untuk menghormati jasanya di bidang sastra Indonesia, tanggal 14 Juni 1975 Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa kepada Jassin. Sejak 28 Juni 1976, Jassin menjadi Ketua Yayasan Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Yayasan ini mengelola Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin yang terletak di Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Untuk jasa-jasanya di bidang kesenian dan kesusastraan, Jassin menerima Hadiah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1983.


WS. Rendra


W.S. Rendra yang memiliki nama asli Willibrordus Surendra Broto Rendra (lahir di Solo, Hindia Belanda, 7 November 1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Sejak muda, dia menulis puisi, skenario drama, cerpen, dan esai sastra di berbagai media massa[1]. Pernah mengenyam pendidikan di Universitas Gajah Mada, dan dari perguruan tinggi itu pulalah dia menerima gelar Doktor Honoris Causa[2][3]. Penyair yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak"[4], ini, tahun 1967 mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Melalui Bengkel Teater itu, Rendra melahirkan banyak seniman antara lain Sitok Srengenge, Radhar Panca Dahana, Adi Kurdi, dan lain-lain. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, ia memindahkan Bengkel Teater di Depok, Oktober 1985.

Amir Hamzah

Tengkoe Amir Hamzah yang bernama lengkap Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera, atau lebih dikenal hanya dengan nama pena Amir Hamzah (lahir di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Timur, Hindia Belanda, 28 Februari 1911 – meninggal di Kwala Begumit, Binjai, Langkat, Indonesia, 20 Maret 1946 pada umur 35 tahun) [a] adalah sastrawan Indonesia angkatan Poedjangga Baroe dan Pahlawan Nasional Indonesia. Lahir dari keluarga bangsawan Melayu Kesultanan Langkat di Sumatera Utara, ia dididik di Sumatera dan Jawa. Saat berguru di SMA di Surakarta sekitar 1930, pemuda Amir terlibat dengan gerakan nasionalis dan jatuh cinta dengan seorang teman sekolahnya, Ilik Soendari. Bahkan setelah Amir melanjutkan studinya di sekolah hukum di Batavia (sekarang Jakarta) keduanya tetap dekat, hanya berpisah pada tahun 1937 ketika Amir dipanggil kembali ke Sumatera untuk menikahi putri sultan dan mengambil tanggung jawab di lingkungan keraton. Meskipun tidak bahagia dengan pernikahannya, dia memenuhi tugas kekeratonannya. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, ia menjabat sebagai wakil pemerintah di Langkat. Namun siapa nyana, pada tahun pertama negara Indonesia yang baru lahir, ia meninggal dalam peristiwa konflik sosial berdarah di Sumatera yang disulut oleh faksi dari Partai Komunis Indonesia dan dimakamkan di sebuah kuburan massal.
Amir mulai menulis puisi saat masih remaja: meskipun karya-karyanya tidak bertanggal, yang paling awal diperkirakan telah ditulis ketika ia pertama kali melakukan perjalanan ke Jawa. Menggambarkan pengaruh dari budaya Melayu aslinya, Islam, Kekristenan, dan Sastra Timur, Amir menulis 50 puisi, 18 buah puisi prosa, dan berbagai karya lainnya, termasuk beberapa terjemahan. Pada tahun 1932 ia turut mendirikan majalah sastra Poedjangga Baroe. Setelah kembali ke Sumatera, ia berhenti menulis. Sebagian besar puisi-puisinya diterbitkan dalam dua koleksi, Njanji Soenji (EYD: "Nyanyi Sunyi", 1937) dan Boeah Rindoe (EYD: "Buah Rindu", 1941), awalnya dalam Poedjangga Baroe, kemudian sebagai buku yang diterbitkan.
Puisi-puisi Amir sarat dengan tema cinta dan agama, dan puisinya sering mencerminkan konflik batin yang mendalam. Diksi pilihannya yang menggunakan kata-kata bahasa Melayu dan bahasa Jawa dan memperluas struktur tradisional, dipengaruhi oleh kebutuhan untuk ritme dan metrum, serta simbolisme yang berhubungan dengan istilah-istilah tertentu. Karya-karya awalnya berhubungan dengan rasa rindu dan cinta, baik erotis dan ideal, sedangkan karya-karyanya selanjutnya mempunyai makna yang lebih religius. Dari dua koleksinya, Nyanyi Sunyi umumnya dianggap lebih maju. Untuk puisi-puisinya, Amir telah disebut sebagai "Raja Penyair Zaman Poedjangga Baroe" (EYD:"Raja Penyair Zaman Pujangga Baru") dan satu-satunya penyair Indonesia berkelas internasional dari era pra-Revolusi Nasional Indonesia.

Chairil Anwar

Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun), dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.
Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya pada tahun 1940, di mana ia mulai menggeluti dunia sastra. Setelah mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis. Pusinya menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.

Kamis, 26 Januari 2017

Tentang Ikatan Guru Indonesia (IGI)

Tentang Ikatan Guru Indonesia

Permasalahan bangsa, terkait dengan masalah pendidikan yang begitu kompleks, jelas tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Para gurulah, yang di Indonesia berjumlah 2,7 juta, menjadi pemegang kunci solusi dari permasalahan bangsa. Jika para guru tersebut dapat menjadi Guru Bangsa, semua persoalan bangsa diharapkan akan dapat terselesaikan dengan lebih baik.
Gurulah para pemimpin sejati yang sebenarnya. Gurulah yang memegang peran sebagai pemimpin perubahan. Untuk dapat menjadi pemimpin perubahan, guru harus melakukan perubahan dulu dari dalam dirinya sendiri. Guru tidak selayaknya meminta pihak mana pun untuk mengubah dirinya. Sekali guru melakukan perubahan dalam dirinya, roda perubahan akan bergerak dengan sendirinya. Guru mampu menggerakkan bangsa ini, apalagi kalau hanya menggerakkan dirinya sendiri. Gurulah yang harus menyelesaikan masalah pendidikan. Pemerintah hanya bertugas sebagai lembaga yang mengurus dan mengelola administrasi pendidikan. Itulah sebabnya mengapa Ikatan Guru Indonesia didirikan.
Gagasan pendirian IGI berasal dari diskusi di mailing list antara guru dan para praktisi pendidikan, dan dilanjutkan dengan aksi nyata melalui pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi guru, dengan nama Klub Guru Indonesia (KGI). Sambutan para guru di berbagai kota di Indonesia nampaknya cukup baik, sehingga di mana-mana kegiatan yang diadakan KGI selalu disambut hangat. Beberapa kota dan propinsi bahkan mulai mendirikan perwakilan cabang/wilayah. Apresiasi yang diberikan Mendiknas, Dirjen PMPTK dan beberapa pejabat di Kemdiknas, serta dukungan pemerintah daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota) setempat, makin mempercepat pertumbuhan organisasi ini.
Akhirnya, secara resmi pemerintah mengesahkan KGI sebagai organisasi profesi guru dengan nama Ikatan Guru Indonesia (IGI), melalui SK Depkumham Nomor AHU-125.AH.01.06.Tahun 2009, tertanggal 26 November 2009. Sejak saat itu, semua atribut KGI, mulai dari website, logo, alamat mailing list, nama tabloid, blog, dan lain-lain, semuanya berubah menjadi IGI. Melalui wadah IGI, diharapkan para guru dapat mengubah dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada pihak lain dan sekaligus bersiap menjadi lokomotif penggerak perubahan bagi bangsa.
Pihak lain memang dapat membantu proses perubahan tersebut. Akan tetapi, daya dan keinginan untuk berubah itu harus datang dari diri para guru sendiri. Telah banyak upaya pemerintah agar guru lebih kompeten dan profesional menjadi mandul justru karena keinginan untuk berubah itu belum muncul dari diri guru sendiri. Motivasi untuk berubah harus datang dari dalam diri guru, dan bukan karena didorong-dorong dan dipaksa-paksa. Menjadi guru harus merupakan pilihan pribadi dan bukan karena keterpaksaan. Oleh karena itu, para guru harus benar-benar hidup dengan pilihannya tersebut, atau meninggalkannya sama sekali.
Dengan motto “Sharing and Growing Together”, Ikatan Guru Indonesia akan menjadi komunitas yang tepat bagi para guru dan siapa saja yang tertarik dan peduli pada pentingnya memajukan dunia pendidikan dan keguruan.
Prinsip ini berarti bahwa para guru haruslah ‘memberi’ (to share) lebih dahulu agar ia dapat maju dan berkembang (to grow). Guru tidak ditampilkan dalam posisi pasif (penerima) belaka namun justru dalam posisi aktif (memberi dan berbagi dengan sesama).
Visi dan Misi Ikatan Guru Indonesia
IGI memiliki visi memperjuangkan mutu, profesionalisme, dan kesejahteraan guru Indonesia, serta turut secara aktif mencerdaskan kehidupan bangsa.
Misi IGI adalah sebagai berikut:
  1. Mewujudkan peningkatan mutu, profesionalisme, kesejahteraan, perlindungan profesi guru, dan pengabdian kepada masyarakat.
  2. Menjadi sarana dan wadah interaktif guru untuk tukar-menukar pengalaman, ide, dan berbagi dalam cara mengajar, pendekatan, metode, strategi dan teknik mengajar, serta hal-hal baru dalam dunia pendidikan.
  3. Memajukan pendidikan nasional, keguruan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
  4. Menjalin kerjasama dengan semua pihak untuk meningkatkan kemajuan pendidikan, mutu, profesionalisme, dan kesejahteraan guru.
Untuk lebih lengkapnya, silahkan klik Disini



Selasa, 24 Januari 2017

Ulangan Harian Semester 1

Untuk mengerjakan soal ulangan harian semester 1 silahkan klik LINK berikut!

Senin, 16 Januari 2017

Sekelumit tentang Bahasa Indonesia




Bahasa indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa melayu, pada zaman dahulu lebih tepatnya pada zaman kerajaan sriwijaya bahasa melayu banyak digunakan sebagai bahasa penghubung antar suku di plosok nusantara. Selain itu bahasa melayu juga di gunakan sebagai bahasa perdagangan antara pedagang dalam nusantara maupun dari luar nusantara.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan penyebaran agama islam, serta makin kokoh keberadaan nya karena bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara karena bahasa melayu digunakan sebagai penghubung antar suku, antar pulau, antar pedagang, dan antar kerajaan.
Bahasa melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. bukti-bukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai “Bahasa Persatuan Bangsa” pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan, “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.”
Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
Pada tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa 2008. Oleh karena itu, sepanjang tahun 2008 telah diadakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Sebagai puncak dari seluruh kegiatan kebahasaan dan kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda, diadakan Kongres IX Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta. Kongres tersebut akan membahas lima hal utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah, penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media massa. Kongres bahasa ini berskala internasional dengan menghadirkan para pembicara dari dalam dan luar negeri. Para pakar bahasa dan sastra yang selama ini telah melakukan penelitian dan mengembangkan bahasa Indonesia di luar negeri sudah sepantasnya diberi kesempatan untuk memaparkan pandangannya dalam kongres ini.
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
  • Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
  • Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
  • Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
  • Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Minggu, 15 Januari 2017

Hubungi saya

Saya menerima kritik dan saran yang kosntruktif. kirimkan kritik dan saran tersebut di surel hairilmunawar3@gmail.com

Sabtu, 14 Januari 2017

Soal Online Bahasa Indonesia Kelas 7 Semester 1

untuk mengikuti ulangan harian Bahasa Indonesia silahkan klik di bawah ini:
LINK SOAL

Jumat, 13 Januari 2017

Silabus

S I L A B U S


Sekolah                     : SMP Negeri 1 Ciomas
Mata pelajaran         : Bahasa Indonesia
Kelas                         : VII ( Tujuh )
Alokasi waktu          : 6 jam pelajaran/minggu

KI1 Menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
3.1   Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata,  tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah)    yang didengar dan dibaca.

4.1   Menentukan  isi teks  deskripsi   objek (tempat wisata,  tempat bersejarah, suasana pentas seni daerah, dll)  yang didengar dan dibaca.

Teks  deskripsi
·   Pengertian teks deskripsi
·   Isi teks deskripsi
·   Ciri umum teks deskripsi
·   Struktur teks deskripsi
·   Kaidah kebahasaan

·      Mengamati model-model teks deskripsi.
·      Merumuskan pengertiaan dan menjelaskan isi teks deskripsi
·      Mendaftar ciri umum teks deskripsi yang mencakup struktur dan kaidah kebahasaannya.
·      Mengerjakan sejumlah kegiatan secara berkelompok dan individual untuk menentukan isi dan ciri-cirinya berdasarkan struktur dan kaidah-kaidahnya.
·      Mengidentifikasi model teks observasi lainnya lainnya dari berbagai sumber untuk menentukan isi dan ciri-cirinya.

3.2   Menelaah struktur  dan kaidah kebahasaan dari  teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata,  tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah)     yang didengar dan dibaca.
4.2  Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk  teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata,  tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah)  secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan baik secara lisan dan tulis
·   Struktur teks deskripsi dan contoh-contoh telaahannya.
·   Kaidah-kaidah kebahasaan teks eksposisi dan contoh-contoh telaahannya.
·   Prosedur/ langkah menulis teks deskripsi.
·   Teknik penyuntingan teks deskripsi.

·         Mengamati model struktur dan kaidah-kaidah teks deskripsi.
·      Membaca teks deskripsi untuk ditelaah struktur dan kaidah-kaidah kebahasaannya.
·      Menyajikan teks deskripsi berdasarkan hasil pengamatan terhadap sebuah objek lingkungan.
·      Melakukan penyuntingan terhadap teks deskripsi teman.

3.3   Mengidentifikasi  unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar
4.3   Menceritakan kembali isi teks narasi (cerita fantasi) yang didengar dan dibaca



·   Pengertian dan contoh-contoh teks narasi (cerita fantasi)
·   Unsur-unsur teks cerita narasi.
·   Struktur teks narasi.
·   Kaidah kebahasaan teks narasi.
·   Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung
·   Penceritaan kembali isi teks narasi
·         Mengamati model-model teks narasi.
·         Mendaftar isi, kata ganti, konjungsi  (kemudian, seketika, tiba-tiba, sementara itu), kalimat yang menunjukkan rincian latar, watak, peristiwa, kalimat langsung dan tidak langsung pada teks cerita fantasi
·         Mendiskusikan ciri umum teks cerita fantasi, tujuan komunikasi cerita fantasi, struktur teks  cerita fantasi
·         Menyampaikan secara lisan hasil diskusi ciri umum cerita fantasi tujuan komunikasi, dan ragam/ jenis cerita fantasi, struktur cerita fantasi
·         Menceritakan kembali dengan cara naratif

3.4  Menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita fantasi)  yang dibaca dan didengar
4.4     Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa
·   Struktur teks cerita fantasi (orientasi, komplikasi, resolusi)
·   Kebahasaan teks cerita fantasi
·   Prinsip memvariasikan teks cerita fantasi
·   Ejaan dan tanda baca
·   Langkah-langkah menulis cerita fantasi
·         Mendata struktur dan kebahasaan teks cerita fantasi
·         Mendiskusikan prinsip memvariasikan cerita fantasi, penggunaan bahasa pada cerita fantasi, penggunaan tanda baca/ ejaan
·         Mengurutkan bagian-bagian  cerita fantasi, memvariasikan cerita fantasi (misal: mengubah narasi menjadi dialog, mengubah alur, mengubah akhir cerita dll), melengkapi, dan menulis cerita fantasi sesuai dengan kreasi serta memperhatikan ejaan dan tanda baca
·         Mempublikasikan karya cerita fantasi/mempresentasikan   karya


3.5   Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu  dan cara membuat (cara  memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.)  dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar
4.5   Menyimpulkan  isi teks  prosedur tentang cara melakukan sesuatu  dan cara membuat (cara  memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah dll.)  dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar yang dibaca dan didengar 

Teks prosedur
·   Ciri umum teks  prosedur
·   Struktur teks:
Tujuan, bahan, alat langkah, 
·   Ciri kebahasaan:
   kalimat perintah, kalimat saran, kata benda, kata kerja, kalimat majemuk  (dengan, hingga, sampai), konjungsi urutan  (kemudian, selanjutnya, dll)
·   Simpulan isi teks prosedur
·         Mendaftar kalimat perintah, saran, larangan pada teks prosedur
·         Mendaftar kalimat yang menunjukkan  tujuan, bahan, alat,  langkah-langkah
·         Mendiskusikan ciri umum teks  prosedur, tujuan komunikasi,  struktur, ragam/ jenis teks prosedur, kata/ kalimat yang digunakan pada teks prosedur, isi teks prosedur
·         Menyampaikan secara lisan hasil diskusi ciri umum teks prosedur, tujuan komunikasi, dan ragam/ jenis teks prosedur
3.6  Menelaah struktur dan aspek kebahasaan  teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu  dan cara membuat (cara  memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, membuat cindera mata,  dll.)  dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar

4.6  Menyajikan  data rangkaian kegiatan  ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dll) dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis

·   Variasi  pola penyajian tujuan, bahan/ alat langkah
·   Variasi kalimat perintah/ saran/ larangan
·   Prinsip penyusunan kalimat perintah
·   Pilihan kata dalam   penyusunan teks prosedur
·   Prinsip penggunaan kata/ kalimat/ tanda baca dan ejaan
·         Mendata jenis-jenis dan variasi  pola penyajian tujuan, bahan dan alat, langkah teks prosedur
·         Menyusun teks prosedur dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi
•   Menyunting dan memperbaiki teks prosedur yang ditulis dari segi isi, pilihan kata/ kalimat/ paragraf dan penggunaan tanda baca/ ejaan
•   Memublikasikan teks prosedur yang dibuat

3.7   Mengidentifikasi informasi dari   teks laporan hasil observasi berupa buku  pengetahuan  yang dibaca atau diperdengarkan
4.7  Menyimpulkan isi teks laporan hasil observasi yang berupa  buku pengetahuan yang dibaca dan didengar
Teks laporan hasil observasi
·   Daftar informasi isi teks laporan hasil observasi (LHO)
·   Penggunaan bahasa dalam laporan hasil observasi
·   Ciri umum laporan
·      Mendaftar dan mendiskusikan informasi isi, kalimat definisi, kalimat untuk klasifikasi, kalimat rincian  dalam teks laporan observasi.
·      Merinci isi  teks LHO (bagian definisi/ klasifikasi, deskripsi bagian, penegasan)
·      Menyajikan hasil diskusi tentang isi bagian dan gagasan pokok yang ditemukan pada teks LHO
·      Menyimpulkan isi  teks laporan hasil observasi
3.8  Menelaah  struktur, kebahasaan, dan isi   teks laporan hasil observasi yang berupa buku  pengetahuan  yang dibaca atau diperdengarkan
4.8  Menyajikan  rangkuman teks laporan hasil observasi yang berupa buku pengetahuan  secara lisan dan tulis dengan memperhatikan kaidah kebahasaan atau aspek lisan
·   Struktur teks LHO
·   Variasi  pola penyajian  teks LHO
·   Variasi kalimat  definisi, variasi pola penyajian teks LHO

·      Mendiskusikan struktur, kebahasaan, da nisi teks LHO
·      Mendata jenis-jenis dan variasi  pola penyajian definisi, klasifikasi, deskripsi bagian
·      Merangkum teks LHO
·      Mempresentasikan teks LHO yang ditulis


SEMESTER 2
3. Menemukan unsur-unsur dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
4. Membuat peta pikiran/ rangkuman alur tentang isi buku nonfiksi/ buku fiksi yang dibaca
Literasi buku fiksi dan nonfiksi
·   Unsur-unsur buku
·   Cara membaca buku dengan SQ3R, yaitu
1) Survey atau meninjau,
2) Question atau bertanya, 3) Read atau membaca,
4) Recite atau menuturkan,
5) Review atau mengulang
·   Cara membuat rangkuman
·         Mendata sub-bab buku
·         Membaca garis besar isi subbab
·         Menentukan gagasan pokok isi buku
·         Membuat peta pikiran isi buku
·         Mempresentasikan hasil peta pikiran isi buku yang dibaca

3.10 Menelaah hubungan unsur-unsur dalam buku fiksi dan nonfiksi
4.10 Menyajikan tanggapan terhadap isi buku fiksi nonfiksi yang dibaca

·   Hubungan antarunsur buku
·   Langkah menyusun tanggapan terhadap buku yang dibaca
·         Mendata  bagian isi yang akan ditanggapi, penggunaan bahasa dalam buku, dan sistematika buku
·         Menyusun tanggapan  dalam bentuk komentar terhadap isi, sistematika, kebermaknaan buku, penggunaan bahasa, dan tanda baca/ ejaan
·         Memublikasikan komentar terhadap buku  yang dibaca

3.11  Mengidentifikasi  informasi (kabar, keperluan, permintaan, dan/atau permohonan) dari surat pribadi dan surat dinas yang dibaca dan didengar.
4.11  Menyimpulkan isi (kabar, keperluan, permintaan, dan/atau permohonan) surat pribadi dan surat dinas yang dibaca atau diperdengarkan

Surat pribadi dan surat dinas
·   Informasi isi surat pribadi, surat dinas
·   Isi surat pribadi dan dinas
·   Simpulan isi surat pribadi dan dinas


·         Mendata isi surat pribadi dan surat dinas
·         Mendiskusikan isi surat pribadi dan dinas
·         Menyimpulkan isi  surat pribadi dan surat dinas

3.12  Menelaah unsur-unsur dan kebahasaan dari surat pribadi dan surat dinas yang dibaca dan didengar.
4.12  Menulis surat (pribadi dan dinas) untuk kepentingan resmi dengan memperhatikan struktur teks,  kebahasaan, dan isi.
·   Unsur-unsur surat pribadi dan dinas
·   Kebahasaan surat priadi dan dinas
·   Cara menulis surat pribadi dan dinas





·         Mengidentifikasi unsur-unsur surat pribadi dan sistematika surat dinas
·         Mendiskusikan karakteristik bahasa dan urutan surat pribadi dan dinas
·         Menulis surat pribadi sesuai tujuan penulisan
·         Menulis surat dinas sesuai dengan sistematika dan bahasa surat dinas
3.13 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi  rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.
4.13  Menyimpulkan isi puisi  rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang disajikan dalam bentuk tulis
Puisi rakyat
·   Ciri puisi rakyat (pantun, gurindam, syair)
·   Cara menyimpulkan isi pada  pantun, gurindam, dan syair
·         Mendiskusikan ciri umum dan tujuan komunikasi puisi rakyat (pantun, gurindam, syair)
·         Mendaftar kalimat perintah, saran, ajakan, larangan, kalimat pernyataan,   kalimat majemuk  dan kalimat tunggal dalam  puisi rakyat (pantun, gurindam, syair)
·         Menyimpulkan ciri umum, tujuan komunikasi,  ragam/ jenis puisi rakyat,  kata/ kalimat yang digunakan pada  puisi rakya (pantun, gurindam, syair)

3.14  Menelaah struktur dan kebahasaan puisi  rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.
4.14  Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi  rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa

·   Pola pengembangan isi  pantun, gurindam, dan syair
·   Variasi kalimat perintah, saran, ajakan, larangan dalam pantun

·      Menyimpulkan prinsip pengembangan  pantun, gurindam, dan syair, penggunaan konjungsi (kalau, jika, agar, karena itu, dll)  pada  pantun, gurindam, dan syair
·         Memvariasikan, melengkapai isi, menurutkan, dan menulis  pantun, gurindam, dan syair
·         Mendemonstrasikan berbalas pantun secara berkelompok

3. 15 Mengidentifikasi informasi tentang fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar.
4. 15 Menceritakan kembali isi fabel/ legenda daerah setempat

Fabel/ legenda
·   Ciri cerita fabel/ legenda
·   Langkah memahami isi cerita fabel
·   Langkah menceritakan kembali isi fabel/ legenda
·      Mencermati cerita rakyat (fabel dan legenda) yang berasal dari daerah setempat.
·      Mendata kata ganti, kata kerja, konjungsi,  kalimat langsung dan tidak langsung, tema, alur, karakter tokoh, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa pada fabel/ legenda
·      Berlatih  menceritakan isi fabel/ legenda yang dibaca
·         Menceritakan kembali isi fabel/legenda yang dibaca

3.1Menelaah  struktur dan kebahasaan fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar.

4.16  Memerankan isi fabel/legenda   daerah setempat yang dibaca dan didengar.

·   Struktur  teks fabel/legenda: 
1.     orientasi
2.     komplikasi
3.     resolusi
4.     koda
·   Teknik penggambaran tokoh
·   Pemeranan isi fabel/legenda daerah setempat
·         Mendiskusikan struktur teks fabel/ legenda dan kebahasaan yang digunakan (variasi penyajian, variasi pola pengembangan)
·         Mendata isi, memperbaiki pilihan kata, kalimat narasi, dialog, penyajian latar agar cerita menjadi lebih menarik
·         Menulis   fabel/ legenda berdasarkan  ide yang direncanakan dan data yang diperoleh
·         Memerankan dan menceritakan fabel/ legenda yang berasal dari daerah setempat.




Diketahui oleh,                                                                               Ciomas,   Juli  2016
Kepala Sekolah                                                                               Guru Mata Pelajaran




H. TISNA SUPENA, S.Pd                                                                HAIRIL MUNAWAR
NIP. 196003131980031003                                                            NIP. 198005032008011011

















S I L A B U S


Sekolah                      : SMP Negeri 1 Ciomas
Mata pelajaran          : Bahasa Indonesia
Kelas                          : VIII ( Delapan )
Alokasi waktu           : 6 jam pelajaran/minggu

KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan  perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
  KI4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
3.1  Mengidentifikasi unsur-unsur  teks berita  (membanggakan dan memotivasi) yang didengar dan dibaca.
4.1  Menyimpulkan isi dari berita (membanggakan dan memotivasi) yang dibaca dan didengar.
·    Pengertian teks berita
·    Unsur-unsur berita
(5 W + 1H)
·    Ringkasan dan penyimpulan berita.
·    Langkah-langkah menyimpulkan pokok-pokok berita.
·    Tanggapan terhadap isi berita.
·         Mengamati teks berita, baik yang diperdengarkan atau ditayangkan.
·         Mendiskusikan hasil membaca untuk memeroleh pemahaman tentang unsur-unsur berita
·         Mendiskusikan langkah-langkah menentukan pokok-pokok/unsur-unsur berita
·         Merumuskan ringkasan/kesimpulan unsur-unsur teks berita yang dibaca
·         Menanggapi  berita

3.2  Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita (membanggakan dan memotivasi)  yang didengar dan dibaca berita

4.2  Menyajikan data,  informasi dalam bentuk berita  secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, kebahasaan,  atau  aspek lisan (lafal, intonasi, mimik, kinesik).
·    Struktur teks berita
-   Kepala berita (lead)
-   Tubuh berita
-   Ekor berita
·    Kaidah-kaidah  kebahasaan teks berita.
·    Bahasa baku dan tidak baku (pengayaan)




·         Membaca berbagai sumber untuk memahami struktur teks berita, kaidah kebahasaan (bahasa baku, kalimat langsung, konjungsi bawah, konjungsi temporal dan kronologis, keterangan waktu, kata kerja mental) yang digunakan dalam menulis  bagian-bagian teks berita
·         Mendata objek dari berbagai sumber tentag berita, bahan, dan cara/langkah-langkah kegiatan yang  disusun menjadi teks berita
·         Menulis teks berita dengan memperhatikan unsur-unsur berita dan polapenyajiannya
·         Membacakan teks berita yang ditulis
3.3   Mengidentifikasi informasi   teks iklan, slogan, atau poster (yang membuat bangga dan memotivasi) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar.
4.3   Menyimpulkan isi iklan, slogan, atau poster (membanggakan dan memotivasi) dari berbagai sumber
·    Pengertian dan Teks iklan, slogan, poster
·    Unsur-unsur teks Iklan, slogan, poster
·    Penyimpulan maksud suatu iklan.
·    Menceritakan kembali iklan.

·         Mendata informasi isi dan unsur–unsur yang terdapat pada iklan, slogan, atau poster
·       Menelaah dan membedakan unsur-unsur iklan, slogan, dan poster
·       Mendiskuskan simpulan isi teks iklan, slogan, atau poster
·         Mempresentasikan isi teks iklan, slogan, atau poster


3.4  Menelaah pola penyajian dan kebahasaan   teks iklan, slogan, atau poster (yang membuat bangga dan memotivasi) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar
4.4   Menyajikan  gagasan, pesan, ajakan dalam bentuk iklan, slogan, atau poster  secara lisan dan  tulis.
·    Unsur-unsur iklan, slogan, dan poster.
·    Cara menyusun teks iklan, slogan, poster

·         Mendiskusikan ciri-ciri atau komponen dan kebahasaan teks iklan, slogan, atau poster berdasarkan teks  iklan, slogan, atau poster yang dibaca/didengar/ disaksikan
·         Menganalisis langkah-langkah penulisan iklan, slogan atau poster
·         Merumuskan konteks iklan, slogan, atau poster sesuai dengan keperluan untuk bahan penulisan slogan dan/poster
·         Menulis iklan, slogan, atau poster berdasarkan konteks yang telah dirumuskan
·         Mempresentasikan iklan, slogan, dan/atau poster yang ditulis dengn berbagai variasi

3.5  Mengidentifikasi informasi teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari koran/ majalah) yang didengar dan dibaca yang didengar dan dibaca.
4.5   Menyimpulkan isi teks eksposisi  (artikel ilmiah populer dari koran dan majalah) yang diperdengarkan dan dibaca.
Pengertian teks eksposisi
·    Unsur-unsur teks eksposisi: gagasan dan fakta-fakta.
·    Pola-pola pengembangan teks eksposisi
·    Simpulan teks eksposisi berdasarkan gagasan utamanya.
·    Jenis-jenis paragraf dalam teks eksposisi.

·      Mengamati teks eksposisi untuk merumuskan pengertiannya.
·      Mendata  dan merumuskan unsur-unsur teks eksposisi yang meliputi gagasan dan fakta dan pola pengembangannya
·      Mengakaji  hubungan bagian-bagian struktur dan kebahasaan teks eksposisi.
·       Menelaah dan informasi isi teks sesuai dengan bagian-bagian teks eksposisi
·       Menyimpulkan isi teks eksposisi hasil diskusi


3.6  Menelaah isi dan struktur  teks eksposisi (berupa artikel ilmiah populer dari koran/ majalah) yang diperdengarkan atau dibaca
4.6  Menyajikan gagasan, pendapat ke dalam bentuk teks eksposisi berupa yang artikel ilmiah populer (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya, dll) secara lisan dan tertulis dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, aspek lisan

Struktur teks eksposisi
·    Kaidah  teks ekposisi
·    Langkah-langkah menyusun teks eksposisi.
·    Menyan-ting teks eksposisi.




·         Mendiskusikan struktur dan penggunaan kaidah bahasa teks ekspoisi
·         Menyusun kerangka teks ekspoisi berdasarkan struktu, kaidah bahasa,  ciri kebahasaan, dan pola pengembangan kebahasaan berdasarkan  objek yang akan ditulis
·         Menulis teks ekposisi
·         Mempresentasikan  teks eksposisi

3.7  Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun teks puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
4.7  Menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan makna teks puisi  yang diperdengarkan atau dibaca
Pengertian teks puisi
·    Unsur-unsur pembentuk  teks puisi
·    Simpulan isi, unsur-unsur pembangun teks puisi, dan jenis-jenisnya.
·    Periodesasi puisi (Pengayaan)

·      Mengamati model-model teks puisi.
·      Merumuskan pengertiaan puisi.
·      Mendiskusikan isi teks puisi yang dibaca.
·      Mendiskusikan unsur-unsur pembangun puisi dan jenis-jenisnya.
·      Mempresentasikan hasil diskusi

3.8  Menelaah unsur-unsur pembangun teks puisi (perjuangan, lingkungan hidup, kondisi sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca.
 4.8  Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk teks puisi  secara tulis/ lisan dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi
Unsur lahir (bentuk) dan batin (makna) puisi.
·    Pengungkapan gagasan, perasaan, pandangan penulis
·    Pembacaan puisi (ekspresi, lafal, tekanan, intonasi)
·      Merumuskan unsur-unsur pembentuk teks puisi
·      Mengidentifikasi isi, penggunaan bahasa, kata-kata (konotasi dan denotasi) dalam teks puisi
·      Menulis puisi berdasarkan konteks 
·      Membacakan puisi yang ditulis dan menanggapinyai


3.9  Mengidentifikasi informasi dari teks ekplanasi berupa paparan kejadian suatu fenomena alam yang diperdengarkan atau dibaca dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi secara tertulis.
4.9  Meringkas  isi  teks eksplanasi yang berupa proses terjadinya suatu fenomena dari  beragam  sumber yang didengar  dan dibaca .
Pengertian teks eksplanasi
·    Ciri-ciri teks eksplanasi berdasar-kan pola/ struktur teks eksplanasi
·    Gagasan umum dalam teks eksplanasi.
·    Langkah-langkah  meringkas isi teks eksplanasi berdasar-kan gagasan umumnya
·         Mengamati suatu model teks eksplanasi.
·         Menyimpulkan pengertian, ciri-ciri berdasarkan pola/struktur teks eksplanasi
·         Mendata gagasan umum dam teks  eksplanasi.
·         Meringkas isi teks ekplanasi
·         Memajang ringkasan teks eksplanasi.


3.10 Menelaah teks eksplanasi berupa paparan kejadian suatu fenomena alam yang diperdengarkan atau dibaca.
4.10 Menyajikan informasi, data dalam bentuk teks eksplanasi proses terjadinya suatu fenomena secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, atau aspek lisan
Ragam isi teks eksplanasi
·    Struktur teks eksplanasi
·    Kaidah teks eksplanasi.
·    Pola-pola pengembangan teks eksplanasi.
·         Mengamati model-model teks eksplanasi.
·         Mendata isi, struktur, dan kaidah teks eksplanasi.
·         Mendata peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan peserta didik tinggal sebagai bahan menulis teks eksplanasi.
·         Menulis teks eksplanasi sesuai dengan kerangka/pola  yang telah dirancang.
·         Memajang teks eksplanasi yang disusun dan ringkaannya


3.11 Mengidentifikasi  informasi pada teks  ulasan tentang kualitas karya (film, cerpen, puisi, novel, karya seni daerah) yang dibaca atau diperdengarkan
4.11 Menceritakan kembali isi teks ulasan tentang kualitas karya (film, cerpen, puisi, novel, karya seni daerah) yang dibaca atau didengar.
·    Pengertian teks ulasan
·    Macam-macam teks ulasan berdasar-kan isinya
·    Maksud/ arti penting teks ulasan
·    Kelebihan/ kelemahan dalam teks ulasan.
·         Mengamati suatu model teks ulasan.
·         Berdiskusi tentang pengertian dan macam-macam isi teks ulasan.
·         Mendiskusikan maksud dan cara mengungkapkan kelebihan dan kekurangan teks ulasan
·         Menuliskan informasi berupa pernyataan kelebihan dan kekurangan benda yang terdapat pada teks ulasan.
·         Membacakan kelebihan produk, karya, benda pada teks ulasan yang diidentifasi
3.12 Menelaah struktur  dan kebahasaan teks ulasan (film, cerpen, puisi, novel, karya seni daerah) yang diperdengarkan dan dibaca
4.12  Menyajikan tanggapan tentang kualitas karya (film, cerpen, puisi, novel, karya seni daerah, dll.) dalam bentuk teks ulasan  secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, atau aspek lisan
Struktur teks ulasan:
1. orientasi
2. tafsiran                     3. rangkuman
4. evaluasi                    
·    Kaidah kebahasa-an teks ulasan.
·    Cara menulis teks ulasan
  

·         Mendiskusikan struktur, bahasaan, dan isi teks ulasan produk, karya, atau benda.
·         Mendata keunggulan dan kelemahan/kekurangan produk, karya, atau benda tertentu sebagai bahan menulis teks ulasan.
·         Menulis teks ulasan dengan memperhatikan struktur, kaidah-kaidah bahasa,  dan data produk, karya, atau benda.
·         Memajang teks ulasan untuk dikomentari peserta didk lain (perorangan/kelompok)

3.13 Mengidentifikasi jenis  saran, ajakan, arahan, dan pertimbangan tentang berbagai hal positif atas permasalahan aktual dari teks persuasi (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) yang didengar dan dibaca.
4.13 Menyimpulkan  isi saran, ajakan, arahan, pertimbangan tentang berbagai hal positif permasalahan aktual dari teks persuasi (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) yang didengar dan dibaca.
·    Pengertian dan is teks persuasi.
·    Ajakan-ajakan dalam teks persuasi.
• Langkah-langkah penyusunan kesimpulan.
·         Mengamati model-model teks persuasi.
·         Berdiskusi tentang informasi pada teks persuasi yang didengarkan/ dibaca dan cara menyajikan ulang isinya
·         Merumuskan informasi yang terdapat pada teks persuasi sesuai dengan bagian-bagian teks persuasi
·         Menyimpulkan cara menyajikan informasi isi teks persuasi


3. 14 Menelaah struktur dan kebahasaan teks persuasi yang berupa saran, ajakan, dan pertimbangan tentang berbagai permasalahan aktual (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya, dll) dari berbagai sumber yang didengar dan dibaca
4.14 Menyajikan teks persuasi (saran, ajakan, arahan, dan pertimbangan) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan, atau aspek lisan
·    Struktur dan unsur kebahasa-an teks persuasi
·    Menggunakaan konjungsi supaya dan selagi (pengayaan)

·    Cara menyajikan teks persuasi

·    Penyiapan bujukan/ ajakan.

·    Memper-hatikan struktur/ kaidah teks ulasan

·         Mendiskusikan struktur, kebahasaan, dan isi teks persuasi
·         Mendata permasalahan aktual yang perlu diangkat untuk diberi masukan sebagai bahan menulis teks persuasi
·         Mendiskusikan cara menyusun teks persuasi tentang masalah aktual tertentu dengan memperhatikan gagasan utama, alasan dan bukti, saran, arahan, atau ajakan, serta unsur kebahasaan yang digunakan
·         Menulis teks persuasi sesuai dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan teks persuasi
·         Mempresentasikan teks persuasi yang ditulis

3.15 Mengidentifikasi unsur-unsur  drama (tradisional dan moderen) yang disajikan dalam bentuk pentas atau naskah.
4.15 Menginterprestasi drama (tradisional dan modern) yang dibaca dan ditonton/ didengar

·    Pengertian/karakteris-tik  teks drama
·    Unsur-unsur  teks drama
·    Penjelasan isi drama
·    Tanggapan atas drama
·         Memperhatikan suatu model teks drama
·         Merumuskan pengertian/karakteristik  drama.
·         Mendiskusikan unsur-unsur dan isi drama
·         Mengidentifikasi isi drama
·         Menanggapi dan melaporkan secara lisan dan atau tulis isi drama yang ditonton

3.16 Menelaah karakteristik unsur dan kaidah kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk naskah atau pentas.
4.16 Menyajikan drama dalam bentuk pentas atau naskah
·    Karakteris-tik teks drama berdasar-kan struktur dan kaidahnya.
·    Cara menulis naskah drama dari karya yang sudah ada dan yang orisinal.
·    Langkah-langkah pementas-an drama
·         Mendiskusikan karakteristik unsur drama dan kaidah kebahasaan teks drama
·         Mendiskusikan cara menulis teks drama dan penyajiannya
·         Menulis teks drama
·       Mementaskan drama secara berkelompok

3.17 Menggali dan menemukan informasi dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca

4.17 Membuat peta konsep/ garis alur dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
·    Keragaman informasi dalam buku fiksi/ nonfiksi.
·    Informasi buku melalui indeks.
·    Catatan tentang isi buku.
·    Teknik-teknik membaca. 

·         Mendiskusikan informasi dan peta konsep alur dalam buku fiksi dan non fiksi
·         Membuat peta konsep alur dari buku fiksi dan nonfiksi
·         Mempresentasikan informasi peta konsep alur buku fiksi dan nonfiksi

3.18 Menelaah unsur  buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
4.18 Menyajikan tanggapan terhadap buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca  secara lisan/ tertulis
·    Ungkapan dalam buku fiksi.
·    Unsur-unsur menarik dalam buku fiksi.
·    Daya tarik bacaan
·    Mendiskusikan isi buku.

·            Mendiskusikan unsur kebahasaan dalam buku fiksi.
·            Membuat tanggapan terhadap buku fiksi.
·            Menyajikanan tanggapan terhadap buku fiksi.
·            Memberikan  komentar terhadap tanggapan terhadap buku fiksi.




















































S I L A B U S


Sekolah                      : SMP Negeri 1 Ciomas
Mata pelajaran          : Bahasa Indonesia
Kelas                          : IX ( Sembilan )
Alokasi waktu           : 6 jam pelajaran/minggu

KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran

3.1 Mengidentifikasi informasi dari laporan  percobaan yang dibaca dan didengar  (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat berbahaya pada makanan, adanya vitamin pada makanan, dll).
4.1 Menyimpulkan tujuan, bahan/ alat, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan yang didengar dan/atau dibaca


·      Fungsi teks laporan
·      Pengertian teks laporan
·      Model teks laporan (pengamatan, percobaan/ eksperimen)
·      Simpulan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan yang didengar dan/ atau dibaca

·   Menjelaskan isi informasi laporan percobaan
·   Membaca dan menyimpulkan ragam model teks laporan percobaan (variasi pengklasifikasian dan pendeskripsian)
·   Menyimpulkan prinsip penggunaan kata/ kalimat, tanda baca/ ejaan
·   Menyampaikan isi  informasi tentang struktur dan ciri kebahasaan teks laporan





3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks laporan percobaan yang didengar atau dibaca (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat berbahaya pada makanan, adanya vitamin pada makanan, dll)
4.2 Menyajikan tujuan, bahan/ alat, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan  secara tulis dan lisan dengan memperhatikan kelengkapan data, struktur, aspek  kebahasaan, dan aspek lisan

·      Struktur teks laporan.
·      Ciri-ciri kebahasaan teks laporan: Kalimat aktif, kata tugas, kosakata teknis bidang ilmu; penulisan unsur serapan.
·      Model teks laporan percobaan.

·   Meyimpulkan struktur  dan ciri kebahasaan  teks laporan
·   Mendiskusikan komponen teks laporan (pernyataan umum/klasifikasi)
·   Menerapkan pemahaman struktur teks laporan melalui latihan dan membuat teks laporan percobaan
·   Menyajikan kompetensi teks laporan percobaan secara jujur dan cermat


3.3 Mengidentifikasi gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan dibaca
4.3  Menyimpulkan gagasan,  pandangan, arahan, atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) yang didengar dan/atau dibaca

·      Teks pidato persuasif

·      Simpulan gagasan, pandangan, arahan, atau pesan dalam pidato


·   Mendata  gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato
·   Menjelaskan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato dari sudut pandang tertentu
·   Menyimpulkan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato




3.4 Menelaah struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan dibaca
4.4   Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.


·      Struktur teks  (pidato persuasif)
·      Ciri-ciri kebahasaan teks pidato:kalimat aktif,  kata tugas,  kosakata emotif, kosakata bidang ilmu, sinonim, kata benda abstrak, pembendaan.
·      Model teks pidato persuasif


·   Menyimpulkan struktur teks pidato persuasif
·   Menyimpulkan ciri kebahasaan  teks  pidato persuasif
·   Menyusun  teks  pidato persuasif
·   Menyajika pidato persuasif secara menarik



3.5  Mengidentifikasi  unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca atau didengar
4.5  Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar
·      Unsur pembangun karya sastra (cerpen)
·      Model teks narasi (cerpen.)




·   Mendata unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca atau didengar
·   Menjelaskan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari teks  cerita pendek
·   Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari teks  cerita pendek yang dibaca atau didengar

3.6  Menelaah  struktur  dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca atau didengar.
4.6  Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.

·      Struktur teks narasi (cerpen)
·      Ciri-ciri kebahasaan teks narasi: kata/kalimat deskriptif,  kata ekspresif,  majas.
·      Model teks narasi cerpen.

·   Menjelaskan struktur  dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca atau didengar
·   Menyusun kerangka cerita pendek berdasarkan pengalaman atau gagasan
·    Menyusun cerita pendek berdasarkan kerangka dengan memperhatikan struktur teks dan kebahasaan



3.7  Mengidentifikasi informasi berupa kritik  atau pujian dari teks tanggapan (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya, dll) yang didengar dan/atau dibaca
4.7   Menyimpulkan isi teks  tanggapan berupa  kritik  atau pujian  (mengenai lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) yang didengar dan dibaca.


·      Fungsi teks tanggapan
·      Model teks tanggapan
·      Simpulan isi teks tanggapan berupa kritik atau pujian



·   Mendata informasi berupa kritik  atau pujian dari teks tanggapan (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya, dll) yang didengar dan/atau dibaca
·   Menanggapi  isi informasi dengan alasan yang logis disertai bukti pendukung (hasil penelitian, data nasinal, dll)
·   Menyimpulkan informasi tentang teks tanggapan (puji, kritik) terhadap sesuatu.


3.8   Menelaah  struktur dan kebahasaan  dari teks tanggapan (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya, dll) berupa kritik, sanggahan, atau pujian yang didengar dan/atau  dibaca.
4.8   Mengungkapkan  kritik, sanggahan, atau pujian dalam bentuk teks tanggapan  secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan
·      Struktur teks tanggapan
·      Ciri-ciri kebahasaan teks tanggapan :
kalimat aktif,  kata tugas,  bahasa deskripsi, bahasa penilaian.
·      Model teks tanggapan (puji, kritik)


·   Menyimpulkan struktur dan ciri kebahasaan teks tanggapan
·   Merancang teks tanggapan
·   Menulis  teks tanggapan (puji, kritik)


3.9   Mengidentifikasi  informasi teks diskusi berupa pendapat pro dan kontra dari permasalahan aktual yang dibaca dan didengar

4 .9  Menyimpulkan isi gagasan, pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan aktual  dalam teks diskusi yang didengar dan dibaca.


·      Fungi teks diskusi
·      Contoh  Teks Diskusi
·      Simpulan isi gagasan, pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra terhadap teks diskusi


·   Mendata informasi teks diskusi berupa pendapat pro dan kontra dari permasalahan aktual yang dibaca dan didengar
·   Menjelaskan dan menyimpulkan isi gagasan, pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan aktual  dalam teks diskusi

3.10 Menelaah  pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra dalam teks diskusi berkaitan dengan permasalahan aktual yang dibaca dan didengar
4.10 Menyajikan gagasan/ pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan aktual  dalam teks diskusi dengan memperhatikan struktur dan aspek  kebahasaan, dan aspek lisan (intonasi, gesture, pelafalan).



·      Struktur teks diskusi:
Pendahuluan;
Gagasan utama;
Alasan dan bukti pendukung, satu sudut pandang;
Gagasan utama—sudut pandang lain;
Alasan dan bukti pendukung, sudut pandang lain;

·      Kebahasaan:
Piranti kohesi dan koherensi, kata tugas, modalitas, kosakata evaluatif, kosakata emotif

·   Menyimpulkan struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi.
·   Menulis teks diskusi berisi gagasan/ pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan aktual  dalam teks diskusi dengan memperhatikan struktur dan aspek  kebahasaan
·   Melakukan  diskusi berisi gagasan/ pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan aktual

3.11 Mengidentifikasi isi ungkapan simpati, kepedulian, empati, atau perasaan pribadi dari teks cerita inspiratif yang dibaca dan didengar.
4.11 Menyimpulkan isi ungkapan simpati, kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam bentuk  cerita inspiratif yang dibaca dan didengar.

·      Fungsi teks narasi.
·      Model teks narasi cerita inspiratif.
·      Simpulan isi ungkapan simpati, kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam bentuk cerita inspiratif


·   Mendata isi ungkapan simpati, kepedulian, empati, atau perasaan pribadi dari teks cerita inspiratif yang dibaca dan didengar.
·   Menanggapi isi ungkapan simpati, kepedulian, empati, atau perasaan pribadi dari teks cerita inspiratif dengan alasan yang logis
·    Menyimpulkan isi ungkapan simpati, kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam bentuk  cerita inspiratif


3.12 Menelaah struktur, kebahasaan, dan isi  teks cerita inspiratif.
4.12 Mengungkapkan rasa simpati, empati, kepedulian, dan perasaan dalam bentuk cerita inspiratif dengan memperhatikan struktur cerita dan aspek kebahasaan
·      Struktur teks narasi.
·      Ciri-ciri kebahasaan teks narasi: kata/kalimat deskriptif,  kata ekspresif,  majas
·      Model teks narasi cerita inspiratif.



·   Menyimpulkan struktur dan kebahasaan  teks narasi cerita inspiratif
·   Membuat rancangan cerita inspiratif berisi ungkapan simpati, empati, kepedulian, dan perasaan
·   Menulis cerita inspiratif  berdasarkan rancangan dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan
·   Memublikasikan `hasil karya cerita inspiratif


LITERASI BUKU FIKSI DAN NONFIKSI
3.13 Menemukan unsur-unsur dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
4.13 Membuat peta pikiran/ rangkuman alur tentang isi buku nonfiksi/ buku fiksi yang dibaca
Literasi buku fiksi dan nonfiksi
·      Unsur-unsur buku
·      Cara membaca buku dengan SQ3R
·      Cara membuat rangkuman
·   Mendata sub-bab buku, garis besar isi subbab, rincian isi buku
·   Menentukan tokoh, rentetan peristiwa (alur), latar, amanat yang terdapat pada cerita
·   Membuat peta isi cerita dalam buku sesuai dengan kreativitas siswa 


3.14 Menelaah hubungan unsur-unsur dalam buku fiksi dan nonfiksi
4.14 Menyajikan tanggapan terhadap isi buku fiksi nonfiksi yang dibaca.

·      Hubungan antarunsur buku
·      Contoh penyusunan tanggapan

·      Langkah menyusun tanggapan terhadap buku yang dibaca
·   Mendata  bagian isi yang akan ditanggapi,   penggunaan bahasa, unsur intrinsik cerita, dan bagian-bagian buku fiksi
·   Menyusun tanggapan  dalam bentuk komentar terhadap isi, unsur pembangun cerita (alur, tokoh, tema, latar, amanat),  kebermaknaan buku, pilihan kata, gaya bahasa, penggunaan bahasa, dan tanda baca/ ejaan
·   Menyajikan komentar terhadap buku fiksi yang dibaca
·   Memublikasikan komentar terhadap buku  yang dibaca

3.15Menemukan unsur-unsur dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
4.15 Membuat peta pikiran/ rangkuman alur tentang isi buku nonfiksi/ buku fiksi yang dibaca
Literasi buku fiksi dan nonfiksi
·      Unsur-unsur buku
·      Cara membaca buku dengan SQ3R
·      Cara membuat rangkuman
·   Mendata sub-bab buku, garis besar isi subbab, rincian isi buku
·   Menentukan tokoh, rentetan peristiwa (alur), latar, amanat yang terdapat pada cerita
·   Membuat peta isi cerita dalam buku sesuai dengan kreativitas siswa 


3.16 Menelaah hubungan unsur-unsur dalam buku fiksi dan nonfiksi
4.16  Menyajikan tanggapan terhadap isi buku fiksi nonfiksi yang dibaca

·      Hubungan antarunsur buku
·      Contoh penyusunan tanggapan

·      Langkah menyusun tanggapan terhadap buku yang dibaca
·   Mendata  bagian isi yang akan ditanggapi,   penggunaan bahasa, unsur intrinsik cerita, dan bagian-bagian buku fiksi
·   Menyusun tanggapan  dalam bentuk komentar terhadap isi, unsur pembangun cerita (alur, tokoh, tema, latar, amanat),  kebermaknaan buku, pilihan kata, gaya bahasa, penggunaan bahasa, dan tanda baca/ ejaan
·   Menyajikan komentar terhadap buku fiksi yang dibaca
·   Memublikasikan komentar terhadap buku  yang dibaca








http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html